Pikirkan seperti ini: Bahkan hubungan yang baik membutuhkan hasil. Lagipula, pasangan kita, teman dekat, dan bahkan orang tua kita tidaklah sempurna (dan, anehnya, mereka mungkin juga tidak melihat kita sebagai sempurna). Kita harus belajar bagaimana mengakomodasi dan beradaptasi dengan keanehan mereka, kesalahan mereka, suasana hati mereka, dll., Sama seperti mereka harus belajar bagaimana melakukan hal yang sama dengan kita. Dan itu sepadan.
Namun, beberapa hubungan lebih sulit dan membutuhkan lebih banyak pekerjaan secara proporsional. Kami bukan klon tetapi individu, dan beberapa individu dalam hubungan akan mengalami lebih banyak kesulitan, lebih banyak perselisihan. Namun karena kami menghargai hubungan ini, kami bersedia melakukan upaya yang diperlukan untuk mempertahankannya.
Dan kemudian ada hubungan yang beracun. Hubungan ini telah bermutasi menjadi sesuatu yang berpotensi, jika tidak diperbaiki, menjadi sangat berbahaya bagi kesejahteraan kita. Hubungan ini tidak selalu tanpa harapan, tetapi membutuhkan kerja keras dan substansial jika ingin diubah menjadi sesuatu yang sehat. Paradoksnya adalah bahwa untuk memiliki kesempatan yang masuk akal untuk mengubah hubungan yang beracun menjadi hubungan yang sehat, kita harus bersiap untuk meninggalkannya (lebih lanjut tentang ini nanti).
Pentingnya memahami apa yang mendefinisikan hubungan beracun meningkat dalam pandemi global. Tindakan pencegahan pandemi membuat kita menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Banyak dari kita telah kehilangan saluran yang menyeimbangkan kesehatan sosial, fisik, dan mental — pekerjaan, teman, gym, sekolah. Isolasi di rumah dapat memberikan petunjuk baru tentang indikator bahwa suatu hubungan itu beracun, yang berarti beberapa bulan terakhir telah menjadi kunci dalam mengidentifikasi pola tidak sehat dalam hubungan kita. Pada April 2020, Journal of Clinical Nursing melaporkan bahwa “rumah bisa menjadi tempat di mana dinamika kekuasaan bisa terdistorsi dan ditumbangkan. . . seringkali tanpa pengawasan dari siapa pun 'di luar' pasangan atau unit keluarga. Dalam krisis COVID-19, desakan untuk 'tinggal di rumah' memiliki implikasi besar bagi orang dewasa dan anak-anak yang sudah tinggal dengan seseorang yang melakukan kekerasan atau pengendalian. ”³
Jadi, apa sebenarnya hubungan beracun itu dan bagaimana Anda tahu jika Anda ada di dalamnya?
Menurut definisi, hubungan beracun adalah hubungan yang ditandai dengan perilaku di pihak pasangan beracun yang secara emosional dan, tidak jarang, merusak pasangannya secara fisik. Sementara hubungan yang sehat berkontribusi pada harga diri dan energi emosional kita, hubungan yang beracun merusak harga diri dan menguras energi. Hubungan yang sehat melibatkan perhatian timbal balik, rasa hormat, dan kasih sayang, minat pada kesejahteraan dan pertumbuhan pasangan kita, kemampuan untuk berbagi kendali dan pengambilan keputusan, singkatnya, keinginan bersama untuk kebahagiaan satu sama lain. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang aman, hubungan di mana kita bisa menjadi diri kita sendiri tanpa rasa takut, tempat kita merasa nyaman dan aman. Hubungan yang beracun, di sisi lain, bukanlah tempat yang aman. Hubungan beracun ditandai dengan rasa tidak aman, egois, dominasi, kendali. Kami mempertaruhkan keberadaan kami dengan tetap berada dalam hubungan seperti itu. Mengatakan hubungan beracun itu disfungsional, paling banter, meremehkan.
“Ingatlah bahwa dibutuhkan dua individu untuk memiliki hubungan yang beracun, yang berarti kata-kata dan tindakan kita juga penting.”
Ingatlah bahwa dibutuhkan dua individu untuk memiliki hubungan yang beracun, yang berarti kata-kata dan tindakan kita juga penting. Awalnya, kita akan melihat perilaku pasangan beracun, tetapi kita harus melihat secara sama keras pada individu yang menerima perilaku beracun tersebut. Dan kita harus bertanya, Mengapa? Mengapa orang dewasa tetap berada dalam hubungan yang hampir pasti akan merusaknya secara emosional dan / atau fisik? Dan bagaimana, jika ada yang dapat kita lakukan sebelum pergi yang dapat membantu memperbaiki hubungan seperti itu? Kami akan memeriksa kedua pertanyaan ini nanti. Namun, pertama-tama, mari kita periksa perilaku dan hubungan beracun secara lebih mendetail.
Hubungan
Bahkan hubungan yang baik mungkin memiliki periode perilaku yang singkat yang dapat kita label beracun di salah satu atau kedua pasangan. Manusia, bagaimanapun juga, tidaklah sempurna. Sedikit dari kita yang memiliki pendidikan formal tentang bagaimana berhubungan dengan orang lain. Kita sering harus belajar sambil jalan, berharap gaya dasar kita dalam berhubungan dengan orang penting lainnya - sering kali dipelajari dari orang tua dan / atau teman kita - setidaknya cukup efektif.
Namun, seperti disebutkan di atas, yang mendefinisikan hubungan toksik adalah disfungsi sebagai norma. Mitra beracun terlibat dalam pengendalian yang tidak tepat dan perilaku manipulatif hampir setiap hari. Paradoksnya, di dunia luar, toxic partner sering kali berperilaku teladan.
“- yang mendefinisikan hubungan beracun adalah disfungsi sebagai norma.”
Catatan: Hubungan apa pun yang melibatkan kekerasan fisik atau penyalahgunaan zat menurut definisi sangat beracun dan membutuhkan intervensi segera dan, dengan sedikit pengecualian, pemisahan dua pasangan. Meskipun hubungan ini belum tentu tidak dapat diperbaiki, saya tidak dapat terlalu menekankan betapa destruktifnya mereka. Jika Anda berada dalam hubungan seperti itu, dapatkan bantuan sekarang!
Seorang individu beracun berperilaku seperti yang dia lakukan pada dasarnya untuk satu alasan utama: dia harus memegang kendali penuh dan harus memiliki semua kekuatan dalam hubungannya. Pembagian kekuasaan tidak terjadi dengan cara yang signifikan dalam hubungan yang beracun, yang berarti satu orang terlalu pasif entah mereka menyadarinya atau tidak. Dan meskipun perebutan kekuasaan adalah hal yang normal dalam hubungan apa pun, terutama pada tahap awal pernikahan, hubungan yang beracun dicirikan oleh satu pasangan yang benar-benar bersikeras untuk memegang kendali. Ingatlah, metode yang digunakan oleh individu semacam itu untuk mengendalikan pasangannya dalam hubungan yang beracun mungkin atau mungkin tidak langsung terlihat, bahkan oleh pasangannya.
Dengan mengingat hal-hal di atas, mari kita periksa beberapa jenis perilaku disfungsional yang lebih umum yang mungkin digunakan oleh pasangan beracun dalam hubungan dengan orang penting lainnya. Kategori ini tidak boleh dilihat sebagai eksklusif. Seringkali, seorang individu beracun akan menggunakan beberapa jenis perilaku pengendalian untuk mencapai tujuannya. Selain itu, meskipun contoh di bawah ini paling sering terlihat dalam pernikahan beracun dan / atau hubungan berkomitmen lainnya, hal itu pasti dapat terjadi dalam interaksi atau pertemanan orang tua-anak.
Catatan lebih lanjut: Demi singkatnya, saya akan sering menggunakan kata "korban" untuk merujuk pada penerima perilaku beracun. Namun pada kenyataannya, individu ini bukanlah korban, setidaknya tidak dalam arti bahwa mereka tidak berdaya untuk melakukan apa pun terhadap hubungan mereka.
1. Deprecator-Belittler
Jenis individu beracun ini akan terus meremehkan Anda. Dia akan mengolok-olok Anda, yang pada dasarnya menyiratkan bahwa hampir semua hal yang Anda katakan yang mengungkapkan ide, keyakinan, atau keinginan Anda adalah konyol atau bodoh. Pasangan yang beracun tidak akan ragu untuk meremehkan Anda di depan umum, di depan teman atau keluarga Anda. Meskipun Anda mungkin telah meminta pasangan beracun Anda untuk berhenti meremehkan Anda, dia akan melanjutkan perilaku ini, sesekali menyamarkannya dengan mengatakan, "Saya hanya bercanda. Tidak bisakah kamu bercanda? " Masalahnya adalah mereka tidak bercanda dan apa yang mereka lakukan bukanlah lelucon. Mitra beracun menginginkan semua kekuatan pengambilan keputusan. Sayangnya, jika Anda cukup lama mentolerir perilaku mencela ini, Anda mungkin mulai percaya bahwa Anda tidak dapat membuat keputusan yang baik.
Jenis individu beracun ini akan sering memberi tahu Anda bahwa Anda beruntung memiliki mereka sebagai pasangan, bahwa tidak ada pria atau wanita lain yang benar-benar menginginkan Anda. Tujuannya adalah untuk menjaga harga diri Anda serendah mungkin sehingga Anda tidak menantang kendali mutlak mereka atas hubungan tersebut.
2. Mitra Beracun “Temper Buruk”
Seringkali saya akan memiliki klien yang akan memberi tahu saya bahwa mereka telah menyerah untuk mencoba berdebat atau tidak setuju dengan pasangannya karena dia menjadi sangat marah atau kehilangan kesabaran, dan kemudian sering tidak akan berinteraksi dengan mereka secara berarti. jalan selama berhari-hari. "Mengontrol dengan intimidasi" adalah perilaku klasik dari pasangan yang beracun.
Seringkali orang-orang ini memiliki temperamen yang tidak dapat diprediksi dan "pemicu rambut". Pasangan mereka sering menggambarkan diri mereka sebagai "berjalan di atas cangkang telur" di sekitar pasangan beracun, tidak pernah tahu apa yang akan membuatnya marah. Kebutuhan yang terus menerus akan kewaspadaan dan ketidakmampuan untuk mengetahui apa yang akan memicu ledakan kemarahan mempengaruhi kesehatan emosional dan fisik “korban”.
Sekali lagi, perlu dicatat bahwa tipe pasangan yang suka melecehkan secara emosional ini jarang menunjukkan sisi dirinya ini kepada dunia luar. Tidak ada orang lain yang akan melabeli hubungan itu beracun, yang berarti dia sering dianggap sebagai orang yang menyenangkan dan santai yang disukai hampir semua orang.
Seperti yang Anda harapkan, jika Anda menghadapi pasangan yang “bertemperamen buruk” tentang ketidaksesuaian amarah mereka, mereka hampir selalu menyalahkan Anda. Entah bagaimana itu salahmu mereka berteriak dan berteriak. Mengingkari tanggung jawab atas perilaku disfungsional mereka adalah tipikal pasangan yang beracun.
4. Reaktor Berlebihan / Deflektor
Jika Anda pernah mencoba memberi tahu orang terdekat bahwa Anda tidak bahagia, terluka, atau marah tentang sesuatu yang dia lakukan dan entah bagaimana menemukan diri Anda menjaga ketidakbahagiaan, sakit hati, atau amarahnya, Anda sedang berurusan dengan orang yang bersikap berlebihan / pembelot. Anda mendapati diri Anda menghibur mereka alih-alih mendapatkan kenyamanan sendiri. Dan, lebih buruk lagi, Anda merasa buruk tentang diri Anda sendiri karena "begitu egois" sehingga Anda mengungkit sesuatu yang sangat "mengecewakan" pasangan Anda. Tak perlu dikatakan, kekhawatiran, rasa sakit, atau iritasi awal Anda hilang saat Anda dengan menyesal menjaga perasaan pasangan Anda.
Variasi dari tema ini adalah deflektor: Anda mencoba dan mengungkapkan kemarahan atau kekesalan Anda mengenai suatu masalah atau peristiwa - pasangan Anda tinggal bersama teman-temannya dua jam lebih lama daripada yang mereka katakan dan bahkan tidak mau repot-repot menelepon - dan entah bagaimana pasangan beracun Anda menemukan cara untuk menjadikan ini kesalahan Anda!
Deflektor bingung karena informasi yang Anda sampaikan kepada dia bertentangan langsung dengan persepsi dirinya. Ini sangat tidak nyaman sehingga mereka secara tidak sengaja meyakinkan Anda bahwa Anda adalah orang dengan "pekerjaan yang harus dilakukan". Mungkin Anda terlalu sensitif. Atau mungkin alih-alih meminta maaf, Anda ditawari pertanyaan yang sudah diperhitungkan: "Tapi apakah Anda mencintaiku?" Tiba-tiba kritik diganti dengan pujian.
5. Mitra yang Sangat Bergantung
Walaupun kelihatannya aneh, salah satu metode pengendalian racun adalah pasangan Anda menjadi begitu pasif sehingga Anda harus membuat sebagian besar keputusan untuk mereka. Pengontrol racun ini ingin Anda membuat hampir setiap keputusan untuk mereka, mulai dari tempat makan malam hingga mobil yang akan dibeli. Ingat, tidak memutuskan adalah keputusan yang memiliki keuntungan membuat orang lain - yaitu Anda - bertanggung jawab atas hasil keputusan itu. Dan, tentu saja, Anda akan tahu saat Anda membuat keputusan yang "salah" dengan perilaku pasif agresif pasangan Anda seperti cemberut atau tidak berbicara dengan Anda karena Anda memilih film atau restoran yang tidak mereka sukai. Atau Anda memilih untuk pergi menghabiskan akhir pekan dengan orang tua Anda dan pasangan Anda pergi bersama tetapi tidak berbicara dengan siapa pun selama dua hari.
Kepasifan bisa menjadi alat kontrol yang sangat kuat. Jika Anda terlibat dalam hubungan dengan pengontrol pasif, Anda kemungkinan besar akan mengalami kecemasan dan / atau kelelahan yang terus-menerus, karena Anda mengkhawatirkan pengaruh keputusan Anda pada pasangan dan kehabisan tenaga karena harus membuat hampir setiap keputusan.
Terpisah dari kecemasan atau kelelahan Anda sendiri, penting untuk mempertimbangkan akar kendali pasangan Anda di sini. Jenis pernikahan beracun ini, menurut definisi, mungkin bergantung pada kontrol yang disebabkan oleh kecemasan. The Journal of Neuroscience telah melaporkan bahwa korteks pre-frontal memungkinkan kita untuk menjadi fleksibel dalam pengambilan keputusan kita sambil secara logis menimbang konsekuensi dari satu keputusan di atas yang lain. Kecemasan “melepaskan sel-sel otak” dan mungkin berperan dalam desakan pasangan Anda bahwa Anda memiliki semua kekuatan, dan oleh karena itu semua risiko dalam “kesalahan” yang dianggap potensial.
Komentar
Posting Komentar